Laporan muncul pada Selasa (12 November) bahwa pejabat Taiwan dari Administrasi Penerbangan Sipil (CAA) telah menolak permintaan Beijing untuk membahas rincian program penerbangan ekstra untuk liburan yang sibuk, lapor UDN.
Agen Poker via Pulsa MasterBet188
Langkah itu digambarkan oleh media Tiongkok sebagai "mengabaikan kebutuhan warga Taiwan yang tinggal di China."Menyangkal laporan itu, otoritas penerbangan mengatakan sedang menyelidiki kebutuhan pebisnis Taiwan dan mahasiswa yang ingin pulang ke rumah untuk salah satu liburan paling penting di dunia berbahasa Cina. Laporan itu hanya bertentangan dengan fakta, tambahnya.
Masalah ini memicu kontroversi karena penerbangan ekstra dapat memengaruhi jumlah penduduk Taiwan yang pulang untuk memberikan suara. Taiwan bersiap untuk pemilihan presiden 2020, yang jatuh pada 11 Januari, bulan yang sama ketika orang-orang pulang untuk reuni keluarga selama Tahun Baru Imlek.
Setidaknya 12 maskapai penerbangan telah bergabung dalam sebuah acara penjualan yang menawarkan potongan harga tiket pulang-pergi antara Taiwan dan tujuan-tujuan Cina untuk mendorong para pemilih untuk mengambil bagian dalam pemilihan, lapor China Times. Beberapa penawaran murah harganya kurang dari NT $ 5.000 (US $ 164).